Minggu, 27 Februari 2011

Janji-Nya adalah Benar

Ketika relung hati ini dihantui oleh keterpurukan..
Mencari kekuatan serasa terabaikan
Berharap menemukan oase namun ketidaan menjelma..
Mencoba untuk bangkit,
Tetapi beban terlalu akrab dg diri ini..
Ingin rasanya menghempaskan segala penat yg melintang
Karena keadaan menceraikan setiap harapan..
Namun ternyata itu tak mudah,
Ya...
Tak semudah melepaskan keinginan,
Tak semudah membalikkan telapak tangan,
Tak semudah yg kuharapkan..
Tapi sulit,
Sesulit memetik mawar berduri diatas bukit nan jauh..
Hingga dalam kesendirian...
Ada yg menelisik ke dalam hati,
"Ini harus terhenti"
Tak sanggup rasanya meruntuhkan ghirah dan perjuangan yg telah tersusun..
Karena aku percaya..
Janji Allah adalah benar,
Kemuliaan akan disandingkan dg mereka yg berpaling dari keputus asaan..
Dan surga adalah nyata bagi mereka yg kukuh dibalik tembok kesabaran..
Kini,kutegaskan pada diri..
Meraih yg hakiki adalah pasti..
Kutepis ketakberdayaan
Dengan lambungan keimanan..
InsyaAllah... 

Minggu, 20 Februari 2011

Matahari "bercincin"...??


Matahari bercincin, secara ilmiah disebut Halo Matahari merupakan fenomena astronomis dan meteorologis yang biasa. Atau dengan kata lain merupakan fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber matahari (seperti berbentuk mata/optik) dan disekitarnya ada warna-warni seperti pelangi. Banyak orang terpesona dengan fenomena ini sehingga mengamati Halo Matahari dengan mata telanjang. Padahal mengamati matahari langsung bisa menyebabkan retina terbakar.

Fenomena halo (lingkaran cahaya) alam seperti ini, sebelumnya juga pernah/sering terjadi di berbagai daerah dibelahan bumi ini, seperti di Bandung dan Jakarta, terjadi pada tanggal 27 September 2007 (info disini); di Sumatra Barat, tanggal 30 September 2009, setelah peristiwa gempa, fenomena optik ini berlangsung selama 2 minggu, dan diwaktu malam juga terjadi bulan purnama dengan cincinnya; di Tawau dan Pahang Malaysia juga pernah terjadi pada tahun 2008; di German pada tanggal 12 Desember 2004 terjadi fenomena “Halo” Bulan; bahkan fenomena halo Matahari ini sering juga terjadi di benua Eropa dan Amerika, 2 kali dalam seminggu.
Berikut adalah gambar-gambar yang berhasil diambil oleh masyarakat pada saat beberapa kali kejadian tersebut:

Bagaimana Hal ini Bisa Terjadi?

Halo, dalam bahasa dan tulisan Latin ἅλως, juga disebut sebagai nimbus atau gloriole. Merupakan fenomena optik yang menampilkan bentuk cincin di sekitar sumber cahaya. Di alam biasanya kita lihat saat bulan purnama atau saat matahari terang di siang hari.

Fenomena tersebut terjadi akibat refleksi dan refraksi cahaya matahari/bulan oleh kristal-kristal es yang terdapat di awan cirrus, awan yang terletak di tingkatan atmosfer yang disebut troposfer, sekitar 5-10 km dari permukaan bumi.

Halo adalah fenomena optikal berupa lingkaran cahaya di sekitar sumber cahaya Matahari atau Bulan. Fenomena Halo adalah lingkaran seperti pelangi yang mengelilingi matahari. Halo adalah fenomena yang lebih sering terjadi di langit.

Pada umumnya halo melibatkan putaran radius 22° halo dan sundogs (Parhelia). Dalam gambar diatas, menunjukan matahari di kelilingi oleh 22° halo dan dilambungi (sisi) oleh sundogs. Parhelic circle adalah biasan cahaya kristal yang melepasi sundogs dan mengelilinginya. Kadangkala ia melapisi keseluruhan ruang langit dalam latitut yang sama dengan matahari. Pembinaan tangen ketinggian dan rendah (Upper Tangent arc and Lower Tangent arc) menyentuh secara terus dengan 22° halo sama ada di atas atau dibawah matahari. Pembuatan Lengkungan (Circumzenithal arc) akan terjadi di atas kristal tersebut.
Radius 22° gerhana matahari tidak kelihatan. Ia seperti helaian yang berlapis-lapis atau habuk pada permukaan awan cirrus yang nipis. Awan ini sejuk dan mengandung kristal es walaupun pada iklim yang sangat panas.

Gerhana matahari sangat besar, selalu mempunyai diameter yang sama dalam posisinya di langit. Kadang-kadang hanya sebagian saja yang muncul. Semakin kecil cincin cahaya yang terbias muncul mengelilingi matahari atau bulan, dihasilkan oleh corona dari lebih banyak tetesan air daripada dibiaskan oleh kristal es, hal ini bukan berarti menunjukkan bahwa hujan akan turun.


Saat awan cirus hanya merefleksikan dan merefraksikan cahaya matahari, biasanya halo yang terbentuk hanya cincin yang tak berwarna. Namun jika pada sudut yang tepat, bisa terjadi juga dispersi sehingga cincin yang terjadi juga berwarna seperti halnya pelangi. Contoh refraksi yang sederhana adalah saat anda melihat sedotan dalam gelas berisi air terlihat patah, atau permukaan dasar kolam yang terlihat menjadi lebih dekat ke permukaan daripada yang sebenarnya.

Refleksi yang terjadi saat cahaya melewati titik air, es atau kristal yang transparan hanya terjadi pada sudut tertentu saja. Sudut ini ditentukan oleh index refraksi medium tersebut. Contoh sederhana saat kita melihat akuarium pada sudut tertentu kaca akuarium yang tembus pandang tiba-tiba menjadi cermin, memantulkan bayangan isi akuarium.

Pada gambar dibawah ini, juga terlihat adanya halo pada cahaya lampu di daerah yang bersalju:


Klik gambar untuk melihat animasi halo

Sabtu, 12 Februari 2011

Cermin dan Lensa

1. CERMIN CEKUNG

A. SINAR-SINAR ISTIMEWA

- Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan melalui titik fokus


- Sinar datang melalui titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama




- Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan melalui titik itu juga






B. PEMBENTUKAN BAYANGAN

- Jika benda berada di ruang 2





bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar, dan berada di ruang 3



- Jika benda berada di ruang 3



bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, diperkecil, dan berada di ruang 2



- Jika benda berada di titik pusat kelengkungan cermin



bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan sama besar


-Jika benda berada di titik fokus





bayangan yang terbentuk ada di jauh tak terhingga



2. CERMIN CEMBUNG

A. SINAR-SINAR ISTIMEWA

- Sinar yang datang menuju pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali




- Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari fokus







- Sinar yang datang menuju fokus akan di pantulkan sejajar sumbu utama




C. PERSAMAAN CERMIN LENGKUNG



cermin cekung, f dan R nya positif (+)
cermin cembung, f dan R nya negatif (-)

D. CONTOH SOAL
1. Sebuah benda yang tingginya 12 cm diletakkan 10 cm di depan cermin cembung yang jari-jari kelengkungannya 30 cm. Tentukan (a) jarak bayangan (b) tinggi bayangan (c) sifat-sifat bayangan

Jawab:
a.Jarak bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan




Jadi, jarak bayangan 6 cm. Tanda negatif berarti bayangan ada di belakang cermin dan merupakan bayangan maya.
b.Tinggi bayangan ditentukan dengan menggunakan persamaan





c. Jadi, tinggi bayangan = 7,2 cm berarti ukuran bayangan lebih kecil dibanding ukuran bendanyaBerdasarkan jawaban a dan b sifat-sifat bayangan adalah maya, tegak dan diperkecil

2. Di manakah sebuah benda diletakkan di depan sebuah cermin cekung yang jari-jari kelengkungannya 60 cm, agar bayangan yang dibentuk cermin itu bersifat nyata dan berukuran 3 kali ukuran bendanya?

Penyelesaian:





Jadi, agar diperoleh bayangan 3 kali lebih besar dari bendanya, maka benda harus diletakkan pada jarak 40 cm di depan cermin.


3. LENSA CEKUNG

Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar. Lensa cekung memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

- Sinar-sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa cekung seolah-olah berasal dari titik fokus.
- Sinar-sinar yang menuju titik fokus dibiaskan oleh lensa cekung sejajar sumbu utama.
- Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) tidak akan dibiaskan melainkan diteruskan tanpa mengalami pembiasan




4. LENSA CEMBUNG

Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar. Lensa cembung memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
- Sinar-sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dibiaskan oleh lensa cembung melewati titik fokus.
- Sinar-sinar yang datang dari titik fokus dibiaskan sejajar dengan sumbu utama.
- Sinar yang melewati pusat lensa (vertex) tidak akan dibiaskan melainkan diteruskan tanpa mengalami pembiasan.


Jumat, 11 Februari 2011

E. Sakazakii Ancam Generasi Indonesia ...!!!



Riset Institut Pertanian Bogor (IPB) terhadap susu formula menunjukkan bahwa sebanyak 22,73 persen susu formula dari 22 sampel terkontaminasi Enterobacter sakazakii. Selain itu, sebanyak 40 persen makanan bayi dari 15 sampel yang diteliti dan dipasarkan pada April-Juni 2006 terkontaminasi bakteri tersebut.

Penelitian Sri Estuningsih itu dilakukan pada 2006 dan baru dipublikasikan pada Februari 2008. Dari hasil penelitian tersebut, David ML Tobing menggugat IPB, Badan Perlindungan Obat dan Makanan (POM) dan Menteri Kesehatan yang saat itu dijabat Siti Fadilah Supari karena tidak mengumumkan nama-nama susu yang tercemar tersebut.

Mengumumkan merek-merek susu tersebut penting untuk melindungi masyarakat. Sebab bakteri tersebut tergolong berbahaya. Situs Wikipedia menulis, bakteri tersebut bersumber dari tanah, air, sayuran, tikus, dan lalat. Ini juga bukan bakteri yang merupakan mikroorganisma normal pada saluran pencernaan hewan dan manusia.

Biasanya, bakteri tersebut ditemukan di lingkungan industri makanan seperti pabrik susu, coklat, kentang, sereal, dan pasta, lingkungan berair, sedimen tanah yang lembab.

Bakteri tersebut berbahaya bagi bayi baru lahir hingga berumur 28 hari, bayi dengan gangguan sistem tubuh, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Bayi dalam kelompok tersebut merupakan yang paling rentan terinfeksi Enterobacter sakazakii. Bakteri tersebut dapat menyebabkan radang selaput otak dan radang usus pada bayi.

Bakteri itu bisa menyebabkan berbagai macam infeksi termasuk bakteremia, infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran kemih, infeksi dalam perut, radang jantung, radang sendi, osteomyelitis, dan infeksi mata.

Angka kematian akibat infeksi Enterobacter sakazakii mencapai 40 persen hingga 80 persen. Sebanyak 50% pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu/100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi.
Sampai saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengharuskan negara-negara anggota WHO melakukan pemeriksaan rutin terhadap bakteri Enterobacter sakazakii mengingat dalam 42 tahun terakhir, hanya 46 kasus di seluruh dunia.(INILAH.COM, Jakarta)