Permusuhan oleh Yahudi dan Nasrani 
Jangan lengah hanya karena kemanisan mulut mereka!
“Dan tidak akan rela orang-orang Yahudi dan Nasrani kepada kamu sehingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS al-Baqarah: 120)
Kita tak perlu ragu menyatakan bahwa dua di antara musuh Islam adalah  Yahudi dan Nasrani. Mereka selamanya tidak akan pernah rela ummat Islam  teguh dalam menjalankan syari’at agamanya. Mereka senantiasa gelisah  dan tidak mau tinggal diam manakala Islam terus berkembang menjadi suatu  norma kehidupan.
Tentang permusuhan kaum Yahudi terhadap kaum muslimin, al-Qur’an  telah mengungkapkannya dalam 362 ayat yang tersebar dalam 29 surat.  Sedangkan permusuhan kaum Nasrani kepada ummat Islam dijelaskan  al-Qur’an dalam 14 surat yang terdiri dari 132 ayat. Pertanyaan besar  timbul dari padanya, kenapa al-Qur’an sangat getol menginformasikan  permusuhan dua golongan besar ini? Seberapa jauh bahayanya? Bagaimana  pula cara kerjanya?
Permusuhan kaum Yahudi menorehkan sejarah yang sangat panjang.  Permusuhan itu dimulai sejak awal risalah Islam, yaitu ketika Rasulullah  menyemaikan bibit Islam kepada penduduk Madinah. Pada awalnya seluruh  penduduk Madinah terikat dalam suatu perjanjian untuk hidup berdampingan  yang saling menghormati dan melindungi. Akan tetapi karena sifat dengki  dan iri mereka, maka permusuhan akhirnya tersulut. Orang-orang Yahudi  mengkhianati Rasulullah dengan cara bersekongkol dengan kaum musyrikin  Makkah untuk menyerang kaum muslimin. Orang-orang Yahudi akan menyerang  dari dalam, sementara kaum musyrik akan menyerang dari luar.
Konspirasi Yahudi dengan kaum musyrikin Makkah ini digambarkan al-Qur’an sebagai berikut:
“Tatkala (musuh) itu menyerang kamu dari arah atas dan bawah, dan  tatkala matamu telah berkunang-kunang terhadap musuhmu itu, dan  jantungmu telah naik ke kerongkongan (karena cemas).” (QS al-Ahzaab: 10)
Perang Khandaq, walaupun tidak sampai terjadi, tapi peristiwanya  sangat menggemparkan. Kala itu pasukan musuh berjumlah 10.000 tentara  dengan persenjataan yang lengkap. Mereka terdiri dari pasukan kafir  Quraisy dan tentara Yahudi. Ummat yang masih dalam tahap konsolidasi  untuk menyatukan kekuatan ke dalam, ternyata sudah harus berhadapan  dengan konspirasi jahat ini.
Allah swt tidak tinggal diam. Allah mengulurkan tangan-Nya dengan  mengirimkan pasukan yang tidak terlihat oleh mata. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah atas kamu,  ketika balatentara datang hendak menyerangmu, lalu Kami kirimkan kepada  mereka angin topan dan balatentara yang tidak kelihatan olehmu. Adalah  Allah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Ahzaab: 9)
Pengkhianatan ini sangat menyakitkan. Bagaimana tidak, padahal mereka  terikat untuk saling melindungi. Seharusnya mereka bersama kaum  muslimin mempertahankan negara dari segala rongrongan pihak-pihak luar.  Tetapi nyatanya mereka justru menikam dari dalam, membunuh kawan  seiring. Oleh karenanya kaum muslimin mengambil tindakan tegas, yaitu  menumpas mereka habis-habisan. Benteng terakhir kaum Yahudi di Khaibar  dibumihanguskan. Merekapun diusir dari tanah Arab.
Permusuhan Yahudi kepada kaum muslimin tidak berhenti di situ. Mereka  terus mengibarkan api permusuhan dengan menyusup ke barisan Islam untuk  memporak-porandakan persatuan. Dalam sejarah kita kenal nama Abdullah  bin Ubay, Musailamah al-Kadzdzab, dan beberapa tokoh lainnya yang  berhasil masuk ke dalam barisan Islam dengan maksud untuk menghancurkan  kekuatan Islam.
Suhu politik yang memanas sepeninggal Rasulullah dimanfaatkan betul  oleh mereka. Maka terjadilah berbagai tragedi berdarah antara kaum  muslimin sendiri. Gelombang kemurtadan di awal-awal kekhalifahan Abu  Bakar adalah salah satu rekayasa mereka. Demikian juga pembunuhan tiga  khalifah sesudahnya.
Atas kelicikannya pula akhirnya kaum muslimin terpecah dalam berbagai  aliran pemikiran, yang dipicu dari aliran politik. Jadilah kini ummat  Islam dalam bagian-bagian yang perlu kerja keras untuk dipertemukan.
Lahirnya hadits-hadits palsu di kalangan kaum muslimin adalah salah  satu karya besar mereka. Mereka tahu bahwa rahasia kekuatan kaum  muslimin itu terletak pada kepatuhannya kepada pedoman hidupnya, yaitu  al-Qur’an dan Sunnah. Mereka sadar betul bahwa untuk mengubah al-Qur’an  itu suatu kemustahilan, sebab Allah sendiri yang menjamin kemurniannya.  Untuk itu mereka beralih untuk menggubah hadits-hadits Nabi, melalui  rekayasa yang canggih. Lalu tersebarlah ribuan hadits palsu hingga kini.
Gerakan bawah tanah dilakukan oleh orang-orang Yahudi sejak terusir  dari tanah Arab. Intervensi mereka ke dunia akademik, khususnya  filsafat, demikian juga ke dunia politik sangat terasa pada awal-awal  perjalanan Islam. Mereka bahkan mampu menyusup masuk hingga ke jantung  kaum muslimin.
Permusuhan demi permusuhan yang terjadi antara tokoh-tokoh Islam di  awal pergerakan Islam adalah ulah tangan mereka. Yang menghasud rakyat  untuk mengkudeta Khalifah Utsman bin Affan adalah Yahudi. Demikian juga  yang memanas-manasi agar kaum muslimin menuntut balas atas kematian  Ustman. Akhirnya Utsman tewas, demikian juga Ali.
Dalam proses perkembangannya, penyusupan orang-orang Yahudi ini  semakin canggih, hingga pada saatnya negara-negara besar juga berada  dalam kendalinya. Yang paling mencolok adalah Amerika dan Inggris, yang  kini sedang berupaya mengalihkan perhatian dunia atas Israel dengan  mengintimidasi Iraq. Secara ekonomi, kaum Yahudi di kedua adidaya itu  sangat mampu, yang kemudian mereka bisa mengendalikan sektor politik.
Setelah semua jaringan itu dirasa kuat, maka sejak itu mereka secara  terbuka menyampaikan secara terang-terangan hendak membuat negara  sendiri yang berdaulat dengan membawa bendera Yahudi. Negara uyng  dipilih adalah Palestuna, yang diklaim sebagai tanah leluhur mereka.
Pada tahun 1882, beberapa tokoh Yahudi mengumumkan gagasannya untuk  menjadikan Palestina sebagai negara Yahudi dan mengusir ummat Islam dari  sana. Ummat Islam harus dipindahkan ke negara-negara tetangga yang  masih laus. Gagasan yang berani ini kemudian direkomendasi oleh kongres  Yahudi pertama, tahun 1897. Disebutkan di sana bahwa negara Palestina  cukup menampung 15 juta bangsa Yahudi yang terserak di mana-mana.
Kenapa mereka berani terus-terang menyampaikan gagasan ini? Karena  memang negara-negara besar sudah berada dalam dominasinya. Selain  Amerika dan Inggris, ada juga Prancis sudah bisa dikatakan “oke”  terhadap semua gagasan Yahudi. Tokoh Yahudi memang menampati  posisi-posisi strategis di negara-negara tersebut, yang dimulai dari  media massanya. Orang-orang Yahudi menggunakan tangan Inggris untuk  mewujudkan niatnya. Pertama-tama bangsa Arab dibujuk agar mau memerangi  pemerintahan Turki Utsmani dengan janji akan dimerdekakan.
Setelah tentara Utsmaniyah diusir oleh bangsa Arab sendiri, maka  Inggris mulai ingkar janji. Inggris tetap menguasai Palestina dengan  cara menjadikannya sebagai pangkalan militer. Alasannya demi untuk  melindungi terusan Suez. Dalam waktu yang sama imigrasi Yahudi ke  Palestina terus membanjir, mencapai ratusan ribu orang.
Diam-diam Inggris sudah meneken perjanjian dengan Yahudi, yang  kemudian dikenal dengan nama deklarasi Balfour. Isinya jelas, yaitu  menjanjikan bangsa Yahudi untuk mendirikan negara merdeka di wilayah  Palestina.
Konspirasi Inggris dan Yahudi ini betul-betul tidak masuk akal.  Dengan cara yang licik dan kejam, bangsa Palestina diusir dari negerinya  untuk digantikan orang-orang Yahudi. Pendatang itu kemudian mendirikan  negara Israel, yang langsung mendapat pengakuan resmi dari beberapa  negara pendukungnya.
Apakah mereka puas setelah berhasil mendirikan negara merdeka? Belum.  Mereka akan terus berusaha memperluas wilayahnya. Tentu saja hal ini  harus berhadapan dengan kaum muslimin. Dengan sokongan Amerika, Inggris  dan negara-negara Barat lainnya, mereka terus membuat kekacauan agar  ummat Islam tidak kerasan tinggal di negerinya sendiri. Di balik itu  semua, mereka sedang membuat rencana membebaskan negara-negara Arab dari  kaum muslimin.
Menurut rencana mereka, seluruh daratan Arab adalah wilayah untuk  Yahudi, termasuk Arab Saudi, yang di dalamnya ada Makkah dan Madinah.
Yahudi adalah musuh yang tidak pernah berhenti memerangi kaum  muslimin, di mana dan kapan saja. Mereka terus menjalin kerjasama dengan  semua pihak untuk memusuhi Islam dengan segara cara. Seberapa besar  permusuhan mereka terhadap ummat Islam? Allah menjawab dalam firman-Nya:
“Kamu akan menjumpai manusia yang paling keras permusuhannya kepada  orang-orang yang beriman (muslim) ialah orang-orang Yahudi dan  orang-orang musyrik.” (QS. Al-Ma-idah: 82)
Permusuhan mereka kepada kaum muslimin semata-mata didorong oleh  kesombongan dan kecongkakannya. Mereka merasa sebagai bangsa yang  dipilih oleh Allah sebagai kekasihnya. Manusia atau bangsa lain itu  tidak lebih dari sekadar budak-budak yang harus melayani kemauan dan  keinginannya. Mereka merasa sebagai makhluk super. Itulah sebabnya  al-Qur’an menantang mereka:
“Katakanlah, ‘Hai orang-orang Yahudi, jika kamu mendakwahkan bahwa  sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah, bukan manusia-manusia yang  lain, maka cobalah kamu minta lekas-lekas mati, jika kamu adalah  orang-orang yang benar.” (QS al-Jumu’ah: 6)
Selain Yahudi, perseteruan orang-orang Nasrani juga tak kelah  hebatnya. Ingatkah kita dengan perang Salib? Perang itu hingga kini  belum dinyatakan selesai oleh kedua belah pihak. Padahal perang itu  telah berlangsung berabad-abad dengan korban jutaan orang.
Konfrontasi pertama tentara Nasrani dengan kaum muslimin terjadi pada  masa Khalifah Umar bin Khaththab, yaitu perang Yarmuk –nama sebuah anak  sungai Yordan, tempat berkecamuknya pertikaian– pada tanggal 20 Agustus  636. Tentara Romawi-Kristen di bawah pimpinan raja Heraklius ini  dikalahkan secera telak oleh pasukan Islam, walaupun jumlah pasukan dan  peralatan perangnya jauh dari seimbang.
Kontak fisik kedua terjadi pada tahun 1099, ketika 40.000 tentara  Kristen menyerbu Yerusalem yang dijaga 1000 tentara Islam. Saat itu  Yerussalem jatuh ke tangan orang-orang Kristen. Dengan kebengisan dan  kekejamannya mereka membunuh secara membabi-buta. Tak peduli laki atau  perempuan, muda atau tua, semua menjadi korban kebiadaban. Tumpukan  mayat bisa ditemui di mana-mana. Kaki, tangan, penggalan kepala  berserakan di jalan-jalan. Di atas puing-puing syuhada’ kita, mereka  mendirikan negara Kristen Latin di Syiria, Palestina, dan sekitarnya.
Adalah Shalahuddin al-Ayyubi, pahlawan Islam yang berhasil merebut  kembali tanah Palestina, pada tanggal 2 Oktober 1187. Kejatuhan ini  menggoncangkan daratan Eropa yang menjadi basis kekuatan Kristen. Itulah  sebabnya mereka bersatu-padu memerangi ummat Islam dengan mengerahkan  segala kekuatannya. Perang Salib kembali pecah. Tentara Kristen di bawah  pimpinan Richard Lion Heart memenangkan peperangan. Atas perintahnya,  72.000 tentara Islam yang menjadi tawanan perang dibunuh secara massal.
Kemenangan mereka tidak bertahan lama, sebab segera disusul dengan  balasan kaum muslimin. Pasukan Al-Malikuz-Zahir menghalau mereka dari  Timur Tengah. Sejak saat itu kaum Kristen menjauh dari wilayah itu untuk  selamanya. Kekejaman tentara Salib nampaknya mengilhami tentara Spanyol  dalam hal memusuhi ummat Islam. Pada tahun 1499 Kardinal Himenes de  Cisneros memulia gerakan pemurtadan. Orang-orang Islam dipaksa untuk  mengganti agamanya. Usaha ini dimulai dengan menyingkirkan semua buku  berbahasa Arab yang menguraikan tentang agama Islam dengan cara  membakarnya habis.
Pada saat yang sama dibentuk Mahkamah Pengadilan Katolik untuk  mengadili ummat Islam yang masih tinggal di negeri itu. Belum puas  dengan cara ini, maka pada tahun 1504 raja mengeluarkan perintah resmi  agar semua kaum muslimin berpindah agama.
Di bawah raja Philip II, pada tahun 1556 dikeluarkan perintah agar  bahasa, agama, adat-istiadat, dan cara hidup Islam dibuang jauh-jauh.  Perintah ini kemudian ditegaskan lagi oleh raja Philip III, 1609 dengan  tindakan nyata, yaitu mengusir seluruh kaum muslimin dari Spanyol. Dalam  jangka waktu 25 tahun sejak tentara Kristen menguasai Granada, tidak  kurang dari 3 juta ummat Islam dibantai secara massal. Tidak saja  orangnya yang dibakar, tapi semua peninggalan sejarah dan peradaban  Islam juga dibumihanguskan. Hanya satu yang tersisa, yaitu masjid  Cordova.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar